Sekretariat : jl. Alfalah I No. 9 Glugur Darat I Medan, Sumatera Utara/ JL Ir.H.Juanda No 1 Cempaka Putih Ciputat 15412, Telp.(021)7426723, Fax.(021)74714125, Jakarta

2010/02/12

Pentingnya Tauhid Bagi Umat

Tauhid adalah perkara pokok yang harus diketahui dan difahami oleh setiap hamba Allah  . karena ia syarat mutlak diterima sebuah amal ibadah.jika dalam beramal shalih ataau melakukan sesuatu kebajikan tetapi diniatkan kepada selain Allah  , maka amal tersebut batal. Dan seruan dakwah kepada tauhid adalah misi pertama yang diemban oleh seluruh Nabi dan Rasul Allah. Sebagaimana kewajiban pertama yang harus diketahui seorang hamba adalah mengenal-Nya. Firman Allah  ,
“ maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada illah (sesembahan, tuhan yang berhak disembah) selain Allah” (QS. Muhammad: 19)

Pengertian Tauhid
Tauhid berasal dari bahasa arab wahhada, yuwahhidu, tauhiidan yang berarti menyatukan’, menjadikan sesuatu sebagai satu-satunya’, atau mengesakan-Nya’.
Adapun secara istilah, tauhid adalah mengesakan Allah  , menyaakini keesaan Allah  dalam rububiyah-Nya, ikhlas beribadah kepada-Nya, serta menetapkan bagi-Nya nama-nama dan sifat-sifat kesempurnaan-Nya. Dengan demikian tauhid ada tiga macam:
1. Tauhid rububiyah
2. Tauhid uluhiyya dan
3. Tauhid asma’ wa sifat
Syekh Abdur Rahman bin nashir As Sa’die menulis bahwa yang dimaksud dengan tauhiid adalah mengetahui dan mengakui ke-Esa-an rabb (Allah) dengan kesempurnaan sifat-sifat-Nya dan mengikrarkan ke-Esa-an-nya dengan keagungan sifat-sifat-Nya serta meng-Esa-kan-Nya dalam ibadah.
Pengertian ini mengandung tiga kalimat,
Kalimat pertama, mengetahui dan mengakui keesaan Rabb (Allah) dengan kesempurnaan sifat-sifat-Nya, mengacu pada tauhid asma’ dan sifat.
Kalimat kedua, mengikrarkan keEsaan-Nya dengan keagungan sifat-sifat-Nya mengacu pada tauhid rububiyah. Kata ikrar disini lebih dekat kepada makna pengakuan dalam hati meski juga bisa diartikan ikrar secara lisan sesuai dengan esensi makna tauhid rububiyah.
Sementara kalimat ketiga, mengEsakan-Nya dalam ibadah, mengacu pada tauhid uluhiyah.
Syekh Muhammad bin Shalih al ‘utsaimin memberikkan pengertian senada: “tauhid adalah mengesakan apa-apa yang khusus bagi Allah  dalam hal rububiyah, uluhiyah, asma’ wa shifat.
Tauhid Misi Dakwah Para Rasul
Jika kita memperhatikan kisah para Nabi dan Rasul yang tercantum di dalam Al Quran , kita dapatkan bahwa mereka seluruhnya mengajak umatnya kepada satu kalimat yaitu agar mereka beribadah kepada Allah  dan tidak ada sekutu bagi-Nya, misi mereka semuanya sama yaitu mengingatkan kaumnya agar tidak terjerumus kepada kemusyrikan, meski syari’at atau tatacara ibadah dan muamalat masing-masing nabi dan rasul.
Pembelajaran tauhid merupakan prioritas pertama dalam agenda dakwah para nabi dan rasul. Seluruh nabi dan rasul yang diutus oleh Allah  mengajak umatnnya pertama kali untuk menerima, menyakini, dan melaksanakan tauhid. Seluruh usaha dakwah mereka dipusatkan agar kaumnya beribadah kepada Allah  dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Firman Allah  ,
“ Dan kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum engkau, melainkan kami wahyukan kepadanya: “ bahwasannya tidah ada ilah yang berhak diibadahi selain aku , maka beribadahlah kalian kepada-Ku. “(QS. Al Anbiya: 25)
Syekh Abdurrahman bin Hasan Alu Syekh menjelaskan bahwa,” Ayat ini menunjukan bahwa hikma diutusnya para rasul adalah agar mereka mengajak kaumnya untuk beribadah kepada Allah  semata, dan melarang mereka dari beribadah kepada selain-Nya. Ayat ini juga menunjukkan bahwa hal ini merupakan agama seluruh Nabi dan Rasul.
Dalam ayat yang lain Allah  berfirman,
“ Dan sungguhnya kami Telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", (QS. An Nahl: 36)
“ Dan tanyakanlah kepada rasul-rasul kami yang Telah kami utus sebelum kamu: "Adakah kami menentukan tuhan-tuhan untuk disembah selain Allah yang Maha Pemurah?"(QS. Az Zukhruf: 45)
Tentang Dakwah Para Nabi
a. Allah  berfiirman tentang Nabi Nuh as.
“Sesungguhnya kami Telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: "Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya." Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), Aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat).” (QS. Al A’raaf: 59)
b. Allah  berfirman tentang Nabi Hud as.
“ Dan kepada kaum 'Ad (Kami utus) saudara mereka, Huud. ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. kamu hanyalah mengada-adakan saja.”(QS. Huud: 50)
c. Allah  berfirman tentang Nabi Shalih as.
“ Dan (Kami Telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka shaleh. ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya.” (QS. Al A’raaf:73)
d. Allah  berfirman tentang Nabi Ibrahim as.
“Dan (Ingatlah) Ibrahim, ketika ia Berkata kepada kaumnya: "Sembahlah olehmu Allah dan bertakwalah kepada-Nya. yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu Mengetahui.
Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu membuat dusta. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezki kepadamu; Maka mintalah rezki itu di sisi Allah, dan sembahlah dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada- Nyalah kamu akan dikembalikan.” (QS.Al Ankabut:16-17)
e. Allah  berfirman tentang Nabi Luth as
“ Kaum Luth Telah mendustakan rasul-rasul, Ketika saudara mereka, Luth, Berkata kepada mereka: Mengapa kamu tidak bertakwa?" Sesungguhnya Aku adalah seorang Rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.” (QS.As Syu’ara’:160-163)
f. Allah  berfirman tentang Nabi Syu’aib as
“ Dan (Kami Telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan saudara mereka, Syu'aib. ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. “(QS.Al A’raaf:85)
g. Allah  berfirman tentang Nabi Yusuf as
“ Yusuf berkata: "Tidak disampaikan kepada kamu berdua makanan yang akan diberikan kepadamu melainkan Aku Telah dapat menerangkan jenis makanan itu, sebelum makanan itu sampai kepadamu. yang demikian itu adalah sebagian dari apa yang diajarkan kepadaku oleh Tuhanku. Sesungguhnya Aku Telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, sedang mereka ingkar kepada hari kemudian.
Dan Aku pengikut agama bapak-bapakku yaitu Ibrahim, Ishak dan Ya'qub. tiadalah patut bagi kami (para Nabi) mempersekutukan sesuatu apapun dengan Allah. yang demikian itu adalah dari karunia Allah kepada kami dan kepada manusia (seluruhnya); tetapi kebanyakan manusia tidak mensyukuri (Nya).
Hai kedua penghuni penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?
Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali Hanya (menyembah) nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun tentang nama-nama itu. Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. dia Telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."(QS. Yusuf:37-40)
h. Allah  berfirman tentang Nabi Isa as
“Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, Karena itu sembahlah Dia. inilah jalan yang lurus".(QS.Al Imran:51)
i. Allah  berfirman tentang Nabi Muhammad 
“Aku Hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri Ini (Mekah) yang Telah menjadikannya Suci dan kepunyaan-Nya-lah segala sesuatu, dan Aku diperintahkan supaya Aku termasuk orang-orang yang berserah diri.”(QS.An Naml:91)
Demikianlah seluruh nabi dan rasul Allah  mengajak umatnya untuk bertauhid, beribadah kepada Allah  semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuaatu apapun.
Dakwah tauhid, penjelasan tentang akidah uyang shahih dan peringatan terhadap bahaya syirik merupakan pokok pertama dalam dakwah para nabi dan rasul, sejak Nabi Nuh ‘alaihissalam hingga Nabi Muhammad  . inilah tujuan pokok yang dengannya akan baik seluruh urusan dunia dan agama mereka.
Wallahu’alam

0 komentar: