Sekretariat : jl. Alfalah I No. 9 Glugur Darat I Medan, Sumatera Utara/ JL Ir.H.Juanda No 1 Cempaka Putih Ciputat 15412, Telp.(021)7426723, Fax.(021)74714125, Jakarta

2009/12/30

Kapitalisme Sudah Masuk Jurang. Kita, Umat Islam Siap Menyusul?


Sistem ekonomi sekuler (kapitalis) buatan yahudi yang kita jalani sekarang ini sudah mendekati jurang. Siap-siap bagi kita umat muslim :
1. Bagi yang punya uang, siap-siap akan kehilangan uangnya.
Dalam sistem ekonomi kapitalis, uang yang disimpan di sektor keuangan ribawi (bank) dan pasar palsu (pasar saham, pasar uang dan bursa komoditi) akan berkurang nilainya bahkan hilang.
Sektor keuangan ribawi dan pasar palsu menyalurkan uangnya bukan ke sektor riil tapi diputar-putar ke sektor keuangan dengan dibelikan junk paper/kertas sampah (surat hutang, saham, forex dan komoditi).
Islam mengajarkan untuk menyalurkan uang di sektor riil (ma’kud ’alaih/ada uang ada barang) bukannya malah membeli surat-surat hutang dan saham-saham yang naik turunnya harga bisa dimanipulasi oleh segelintir orang tertentu.

Bantuan likuiditas bank tidak akan pernah ada ujung pangkalnya seperti yang terjadi di pusatnya Amerika, karena uang di bank dan lembaga keuangan berkurang terus menerus.
Yang menjadi korban adalah nasabah seperti yang terjadi pada para nasabah Lehman Brothers Amerika (yang bangkrut) di Indonesia yang produknya dijual melalui Citibank yang uangnya tidak kunjung kembali.

2. Bagi yang punya penghasilan, siap-siap akan kehilangan penghasilannya.
Penghasilan, gaji atau keuntungan yang kelihatannya meningkat secara nilai uangnya tapi sesungguhnya menurun secara nilai intrinsiknya. Sistem ekonomi kapitalis berbasis uang kartal yang semakin lama nilainya semakin merosot tajam (inflasi).
Dalam Islam, patokan kaya dan miskin itu bukan dilihat dari kenaikkan penghasilan berdasarkan nilai tukar mata uang (dollar) tapi berdasarkan gram emas (dinar).
Pada tahun 1975, gaji seorang pembantu rumah tangga adalah Rp 20.000,- (dua puluh ribu rupiah), pada waktu itu harga emas adalah Rp 2.000/gram. Jadi gaji seorang pembantu rumah tangga pada 1975 setara dengan 10 gram emas.
Gaji staf pegawai bank pada waktu itu Rp 400.000,- (empat ratus ribu rupiah) yaitu setara dengan 200 gr emas. Gaji PNS pada waktu itu Rp 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) yaitu setara dengan 150 gram emas.
Sekarang tahun 2009 (34 tahun kemudian), harga emas Rp 250.000,-/gram, gaji staf pegawai bank sekitar Rp 2,5 juta (dua juta lima ratus ribu rupiah) yaitu setara dengan 10 gram emas. Berarti gaji staf pegawai bank sekarang (2009) sama dengan gaji pembantu rumah tangga tahun 1975. Berapa gram emaskah gaji anda sekarang?
Amerika yang disebut-sebut negara yang paling kaya di dunia yang menjadi pusat peradaban ekonomi kapitalis ternyata sekarang telah hancur menjadi negara miskin. Sistem ekonomi kapitalis membuat orang makin miskin. Mereka sudah masuk jurang.
Kita sebagai umat Islam ikut-ikutan mengikuti sistem ekonomi kapitalis ini, jadi masuk jurangnya belakangan. Siap-siap!

3. Bagi yang punya pelanggan, siap-siap akan kehilangan pelanggannya.
Pelanggan akan sedikit demi sedikit akan hilang karena daya beli uangnya akan merosot terus sehingga alokasi dana akan tersedot ke kebutuhan-kebutuhan pokok saja.
Sistem ekonomi kapitalis membuat persaingan perdagangan ritel saling berebut pelanggan dengan saling menjatuhkan harga sehingga sangat sulit untuk mengambil keuntungan yang bisa menutupi biaya operasional.

4. Bagi yang punya pekerjaan, siap-siap akan kehilangan pekerjaannya.
Semakin banyaknya PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) karena kesulitan perusahaan dalam mencari pasar dan mencari keuntungan. Biaya operasional perusahaan yang terus meningkat semakin membuat rumit masalah perusahaan.
Banyak pengusaha sekarang bukan berpikir untuk menjual barang dan mengembangkan perusahaannya tapi berpikir menjual aset-asetnya untuk menutupi uang pesangon karyawannya yang akan di-PHK.

5. Bagi yang punya hutang, siap-siap akan berhutang yang tidak akan ada ujung pangkalnya.
Pengeluaran akan semakin membesar dan pemasukan yang akan semakin mengecil, maka mau tidak mau akan masuk ke dalam jebakan hutang yang berbunga.
Awalnya menutup hutang dengan penghasilannya. Kemudian setelah penghasilannya tidak mencukupi maka yang akan terjadi adalah menutup hutangnya dengan hutang lagi.

6. Bagi yang punya aset, siap-siap akan kehilangan asetnya.
Sistem ekonomi kapitalis membuat banyak aset-aset yang menganggur (idle). Jadi, sistem ekonomi bathil ini bukan hanya membuat orang menumpuk uangnya tapi juga menumpuk asetnya.
Dan di kemudian hari, pemilik aset akan menjual asetnya untuk menutupi kebutuhan yang terus meningkat (karena merosotnya daya beli uang dan penghasilan serta biaya operasional aset yang terus membengkak) dan untuk menutupi hutang-hutangnya.

7. Bagi para pedagang, siap-siap akan semakin sulit mencari pembeli dan keuntungan
Pedagang akan semakin sulit mencari pembeli karena daya beli uang pembeli terus merosot. Pembeli akan mengutamakan kebutuhan-kebutuhan pokok terlebih dahulu.
Pedagang akan semakin sulit mencari keuntungan karena sistem ekonomi kapitalis menjebak pedagang ritel masuk ke dalam ”perang harga” sehingga yang menang adalah yang punya modal besar.

8. Bagi pemilik perusahaan (pengusaha), siap-siap kehilangan perusahaannya
Sistem ekonomi kapitalis menjebak setiap pemilik perusahaannya agar terjerat hutang riba yang ujung-ujungnya adalah bukan hanya penyitaan aset-aset tapi juga penyitaan perusahaan sehingga membuat pengusaha harus memulai usahanya dari nol lagi.

9. Bagi para muzakki (pembayar zakat), siap-siap menjadi mustahik (penerima zakat)
Nilai nishab (batasan nilai per tahun yang terkena zakat) yang terus meningkat yaitu 93,6 gram emas per tahun atau setara dengan Rp 23.400.000,- (93,6 gram x Rp 250.000,-) pada tahun 2009 ini. Setiap tahun akan terus meningkat seiring dengan semakin naiknya harga emas.

10. Bagi para pembeli (konsumen) , siap-siap dengan harga yang terus meroket dan barang-barang syubhat
Masih ingatkah kita dulu tahun 1988, harga sebuah pisang goreng adalah Rp 50,- (lima puluh rupiah). Sekarang 2009 (21 tahun kemudian) harga sebuah pisang goreng naik menjadi Rp 500,- (lima ratus rupiah). Siap-siap kalau nanti harga sebuah pisang goreng Rp 5.000,- (lima ribu rupiah)!
Sistem ekonomi kapitalis membuat konsumen masuk ke dalam jebakan manipulasi harga (diskon, cuci gudang, obral), manipulasi produk (komposisi dan proses pembuatan yang syubhat), tipu menipu (takaran, hadiah/judi, kemasan) dan sumpah palsu (iklan-iklan dusta).

Sistem ekonomi kapitalis buatan yahudi ini telah membuat kaum muslimin hanya memikirkan kepentingan diri, keluarga dan kelompoknya saja seperti binatang ternak. Sistem ekonomi kapitalis menjadikan kaum muslimin miskin harta, miskin ilmu dan miskin iman.
Sistem ekonomi Islam membuat kaum muslimin tidak hanya memikirkan dirinya sendiri tapi juga memikirkan umat dan diinul Islam. Lihatlah contoh sahabat Nabi Saw, yaitu Abu Bakar Ash-Shiddiq ra yang menyerahkan diri, keluarga dan seluruh harta kekayaannya untuk digunakan di jalan Allah Swt.
Sayangnya, kaum muslimin sekarang ini terjebak ke dalam tasykik (keragu-raguan) yang selalu dihembuskan oleh musuh-musuh Islam sehingga membuat kaum muslimin menjadi Islamophobia (takut dengan Islam) dengan mengidentikan Islam dengan teroris, kekerasan, fundamentalis, kuno dan lain-lain.
Padahal Umar bin Khattab ra berkata, ”Kami adalah kaum yang dimuliakan oleh Allah dengan Islam. Apabila berpaling (dari Islam) maka Allah akan menghinakan (kami)”. Sistem ekonomi kapitalis membuat manusia menjadi makhluk yang hina. Sistem ekonomi Islam membuat manusia menjadi makhluk yang mulia.
Sudah saatnya kaum mulimin menjauhi sistem ekonomi kapitalis buatan yahudi ini, jangan masuk talbis iblis (jebakan setan). Sudah saatnya kaum mulimin bersatu untuk membuat sistem ekonomi Islam yang tidak mengekor dan benar-benar jauh dari sistem ekonomi kapitalis.
Kalau tidak mau bersatu memikirkan umat dan diinul Islam maka siap-siap saja masuk jurang. Mau?
Selengkapnya...